Minggu, 07 Oktober 2012

LABORATORIUM KOMUNIKASI RADIO


LAPORAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM KOMUNIKASI RADIO
SEMESTER V  TH 2012/2013


JUDUL

Audio Receiver

GRUP
3

5C
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
PEMBUAT LAPORAN                      : 1. BUDIANTO (3310130001)
                                                           2. DOLI PERDANA (3310130011)
                                                           3. LELY YUTSETYANINGSIH (3310130016)
                                                           4. NIMAS AMALIA RAHMASARI  (3310130024)


NAMA PRAKTIKAN                         : 1. BUDIANTO (3310130001)
                                                           2. DOLI PERDANA  (3310130011)
                                                           3. LELY YUTSETYANINGSIH (3310130016)
                                                           4. NIMAS AMALIA RAHMASARI  (3310130024)

TGL. SELESAI PRAKTIKUM              :21 SEPTEMBER 2012

TGL. PENYERAHAN LAPORAN       :  28 SEPTEMBER 2012

N   I   L   A   I                                    :

KETERANGAN                                 :










AUDIO RECEIVER
1.       TUJUAN
a.       Menentukan fungsi dua transistor pada sebuah rangkaian Audio Reclifier.
b.      Mengerti bentuk filter HF dan mengeluarkan fungsinya.
c.       Membuka ketergantungan titik kerja dari transistor audio terhadap besarnya sinyal input.
d.      Menjelaskan pengaruhnya pada audio saat transistor over drive.
e.      Menjelaskan alas an mengapa demodulator tidak bekerja saat titik kerja transistor tidak tepat.

2.       DIAGRAM RANGKAIAN
3.       ALAT/KOMPONEN
1 Universal Power supply, + 15 V, DC
1 AM Function Generator
3 Universal Patch Panel
1 Dual Trace Oscilloscope
1 Digital Multimeter
1 Resistor  300 Ohm
1 Resistor  1 KOhm
1 Resistor  4,7 KOhm
1 Resistor  100 KOhm
1 Resistor  220 KOhm
1 Potensiometer 100 KOhm, lin
1 Variable Capasistor 5…500 pF
1 Capasistor  10 pF
1 Capasistor  470 pF
1 Capasistor  1 nF
1 Capasistor  2,2 nF
1 Capasistor  10 nF
1 Capasistor  0,1 ยตF
1 Ferrita Antena
1 Loud Speaker
1 AF amplifier
2 Transistor DC 107, base left
Resistor
R1 = 100 KOhm
R2 = 1     KOhm
R3 = 100 KOhm
R4 = 330 Ohm
R5 = 4,7  KOhm
R6 = 220 KOhm

Capacitor
C1 = 5. . . 50 pF, variable
C2 = 10 pF
C3 = 10 nF
C4 = 470 pF
C5 = 2,2 nF
C6 = 1 nF
C7 = 100 nF
C8 = 100 nF

Transistor
V1  = V2  = BC 107
               
Ferrita Antena
L1 = SO 5123-6W

Potensiometer
P1 = 100 KOhm, linier

AF amplifier
SO 5124-3A

Loudspeaker
SO 5124-2M





4.       PENDAHULUAN
Audio receiver adalah sebuah rangkaian demodulator yang dipakai untuk penyearahan pada titik base-emiter dari transistor. Pada saat transistor tersebut bekerja ( lihat gambar 1a ). Transistor tersebut beroperasi sebagai sebuah penguat linier. Pada masing-masing setengah siklus  akan dikuatkan. Pada saat setengah siklus positif, ( gambar 1b ) terdapat perubahan arus pada collector. Tegangan yang terdapat pada hambata merupakan nilai rata-rata dari anvelope sesudah frekuesin tinggi tersebut difilter.
Keburukan dari rangkaian ini adalah adanya over driving pada transistor, sehingga IC max = Uo/Rc. Penyearahan juga terjadi pada titik base-emiter.
               
Pada  gambar 1a jika transistor over drive, capasitor copling akan berubah selama setengah siklus positif.
5.       LANGKAH KERJA
Hubungkan rangkaian seperti pada gambar. Dapatkan sedikitnya satu pemancar radio pada penerima  ini, untuk menunjukkan bahwa rangkaian ini benar.
5.1               Fungsi tiap-tiap tingkat
Generator : gelombang sinus, F = 1 MHz, tanpa modulasi hubungkan ke input antenna, lepas C5
5.1.1          Hubungkan oscilloscope ke MP1. Atur C1 hingga dicapai resonansi. Atur tegangan output generator hingga tegangan pada MP1 adalah 3 Vpp.
5.1.2          Modulasikan carrier dengan frekuensi 800 Hz. Modulasi maksimum = 30 %. Tunjukkan sinyal pada test point MP1.
Berikan keterangan bentuk sinyal yang terdapat pada masing-masing test point jika MP3 sukar dilhat. Atur P1 dan hubungkan C5.
5.1.3          Jelaskan fungsi masing-masing transistor V1 dan V
5.2               Prinsip Audio
Sinyal input seperti sebelumnya.
5.2.1          Hubungkan oscilloscope ke MP1.
Hubungkan multimeter digital (20 V DC) ke MP2.
Lepas C4, atur P1 hingga tegangan base-emiter 0,6 V (V2)
5.2.2          Pasang C4 dan berikan tegangan input seperti pada table. Ukur semua tegangan base-emitor pada V2. Berikan secara singkat tentang hasilnya.
5.2.3          Selain dari tegangan bias base, hasil setting P1 disini masih terdapat tegangan DC lain. Mengapa hal ini terjadi? Apa fungsi C4!
5.2.4          Pasang tegangan HF : 1 Vpp, atur modulasi 30 %. Tunjukkan sinyal pada MP3 dan Mp4 !
a.       Atur P1 hingga AF tanpa distorsi !
b.      Naikkan P1 hingga AF tak terlihat. Untuk masing-masing keadaan, ukur tegangan B-E pada V2. Mengapa sinyal AF tidak timbul pada keadaan b !
5.2.5          Bagaimana titik kerja pada transistor harus diset agar rangkaian dapat bekerja sebagai rangkaian audio !


DATA HASIL PERCOBAAN
5.1.2 MP-1
F= 1 MHz
Volt/div = 3
5.1.2 MP-2
5.1.2 MP-3
5.1.2 MP-4
5.1.3
Fungsi V1 = sebagai penguat RF
Fungsi V2 = sebagai penyearah
5.2.2 Ketergantungan titi k kerja pada tegangan input
Vipp/v
0
1
2
3
4
5
Vbe/v
0.618
0.599
0.555
0.514
0.491
0.47

5.2.3
Pengaruh tegangan drive adalah mengamplitudokan sinyal analog pada rangkaian ADC
5.2.4

                a. AF – tanpa distorsi                           Vbe: 0.06 V
                b. AF – tak tampak                               Vbe: 0.014 V
                Karena, nilai tahanannya berubah danV1 berfungsi sebagai resonansi

ANALISA
5.1.2 MP-1
                Pada gambar gelombang yang dihasilkan dari percobaan ini terlihat bentuk gelombang modulasi AM, dimana dalam gelombang tersebut terdapat index modulasi yang tinggi atau tidak sama dengan 1. Serta nilai tegangan yang dihasilkan adalah 3 V.
5.1.2 MP-2
                Pada gambar gelombang yang dihasilkan dari percobaan ini terlihat bentuk gelombang pada titik MP-2 jika dibandingkan dengan bentuk gelombang pada titik MP-1 memiliki nilai tegangan yang lebih kecil yaitu sebesar 2.5 V dengan index modulasi yang lebih kecil dibandingkan dengan index modulasi pada gelombang di titik MP-1.
5.1.2 MP-3
            Pada hasil percobaan kali ini dihasilkan bentuk gelombang pada titik MP-3 yang jika dibandingkan dengan MP-1 dan MP-2 memiliki nilai yang tegangan paling tinggi yaitu 3.6 V. Serta terdapat nilai index modulasi yang sama dengan 1. 
5.1.2 MP-4
            Pada gambar gelombang yang dihasilkan dari percobaan ini terlihat bentuk gelombang yang berbeda dengan hasil-hasil sebelumnya dimana bentuk gelombang dihasilkan ialah bukan bentuk gelombang AM namun berbentuk gerigi. Hal ini dikarenakan bentuk gelombang ini merupakan sinyal audio. Dimana gelombang ini adalah output yang dihasilkan dari rangkaian yang sudah dirangkai sebelumnya.
5.1.3
            Berdasarkan hasil yang didapatkan dari rangkaian pada percobaan inidapat diketahui bahwa kedua transistor dalam rangkaian ini memiliki fungsi yang berbeda, dimana transistor pertama atau V1 berfungsi sebagai penguat RF, sedangkan transistor kedua atau V2 berfungsi sebagai penyearah.
5.2.1
Setelah menghubungkan osiloskop ke MP-1, melepas C4 dan mengatur P1 terdapat perbedaan perbedaan anatar hasil audio yang dihasilkan oleh speaker antara MP-1 sampai MP-4. Dimana perbedaan tersebut adalah tingkat volumenya. Pada saat di titik MP-1 dan MP-2 suara yang dihasilkan semakin tinggi, sehingga MP-2 menghasilkan audio yang paling tinggi volumenya, karena pada saat titik MP-3 dan MP-4 audio tidak keluar.
5.2.2
            ........
5.2.3
Pengaruh tegangan drive adalah mengamplitudokan sinyal analog pada rangkaian ADC.
5.2.4
            .........