LAPORAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM
KOMUNIKASI RADIO
SEMESTER V TH
2012/2013
JUDUL
Audio Receiver
GRUP
3
5C
PROGRAM STUDI
TEKNIK TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK
ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI
JAKARTA
PEMBUAT
LAPORAN : 1. BUDIANTO (3310130001)
2.
DOLI PERDANA (3310130011)
3.
LELY
YUTSETYANINGSIH
(3310130016)
4.
NIMAS AMALIA
RAHMASARI (3310130024)
NAMA
PRAKTIKAN : 1. BUDIANTO (3310130001)
2.
DOLI PERDANA (3310130011)
3.
LELY
YUTSETYANINGSIH
(3310130016)
4.
NIMAS AMALIA
RAHMASARI (3310130024)
TGL. SELESAI
PRAKTIKUM :21 SEPTEMBER 2012
TGL. PENYERAHAN
LAPORAN : 28 SEPTEMBER 2012
N I
L A I :
KETERANGAN :
AUDIO RECEIVER
1.
TUJUAN
a. Menentukan fungsi dua transistor pada sebuah rangkaian Audio
Reclifier.
b. Mengerti bentuk filter HF dan mengeluarkan fungsinya.
c. Membuka ketergantungan titik kerja dari transistor audio terhadap
besarnya sinyal input.
d. Menjelaskan pengaruhnya pada audio saat transistor over drive.
e. Menjelaskan alas an mengapa demodulator tidak bekerja saat titik
kerja transistor tidak tepat.
2.
DIAGRAM RANGKAIAN
3.
ALAT/KOMPONEN
1 Universal Power supply, +
15 V, DC
1 AM Function Generator
3 Universal Patch Panel
1 Dual Trace Oscilloscope
1 Digital Multimeter
1 Resistor 300 Ohm
1 Resistor 1 KOhm
1 Resistor 4,7 KOhm
1 Resistor 100 KOhm
1 Resistor 220 KOhm
1 Potensiometer 100 KOhm,
lin
1 Variable Capasistor
5…500 pF
1 Capasistor 10 pF
1 Capasistor 470 pF
1 Capasistor 1 nF
1 Capasistor 2,2 nF
1 Capasistor 10 nF
1 Capasistor 0,1 ยตF
1 Ferrita Antena
1 Loud Speaker
1 AF amplifier
2 Transistor DC 107, base
left
Resistor
R1 = 100 KOhm
R2 = 1 KOhm
R3 = 100 KOhm
R4 = 330 Ohm
R5 = 4,7 KOhm
R6 = 220 KOhm
Capacitor
C1 = 5. . . 50 pF,
variable
C2 = 10 pF
C3 = 10 nF
C4 = 470 pF
C5 = 2,2 nF
C6 = 1 nF
C7 = 100 nF
C8 = 100 nF
Transistor
V1 = V2 =
BC 107
Ferrita Antena
L1 = SO 5123-6W
Potensiometer
P1 = 100 KOhm, linier
AF amplifier
SO 5124-3A
Loudspeaker
SO 5124-2M
4.
PENDAHULUAN
Audio receiver adalah sebuah rangkaian demodulator yang dipakai
untuk penyearahan pada titik base-emiter dari transistor. Pada saat transistor
tersebut bekerja ( lihat gambar 1a ). Transistor tersebut beroperasi sebagai
sebuah penguat linier. Pada masing-masing setengah siklus akan dikuatkan. Pada saat setengah siklus
positif, ( gambar 1b ) terdapat perubahan arus pada collector. Tegangan yang
terdapat pada hambata merupakan nilai rata-rata dari anvelope sesudah frekuesin
tinggi tersebut difilter.
Keburukan
dari rangkaian ini adalah adanya over driving pada transistor, sehingga IC max
= Uo/Rc. Penyearahan juga terjadi pada titik base-emiter.
Pada gambar 1a jika transistor over drive,
capasitor copling akan berubah selama setengah siklus positif.
5.
LANGKAH KERJA
Hubungkan rangkaian
seperti pada gambar. Dapatkan sedikitnya satu pemancar radio pada penerima ini, untuk menunjukkan bahwa rangkaian ini
benar.
5.1
Fungsi tiap-tiap tingkat
Generator : gelombang sinus, F = 1 MHz, tanpa modulasi
hubungkan ke input antenna, lepas C5
5.1.1
Hubungkan oscilloscope ke MP1.
Atur C1 hingga dicapai resonansi. Atur tegangan output generator hingga
tegangan pada MP1 adalah 3 Vpp.
5.1.2
Modulasikan carrier dengan
frekuensi 800 Hz. Modulasi maksimum = 30 %. Tunjukkan sinyal pada test point
MP1.
Berikan keterangan bentuk sinyal yang terdapat pada
masing-masing test point jika MP3 sukar dilhat. Atur P1 dan hubungkan C5.
5.1.3
Jelaskan fungsi masing-masing
transistor V1 dan V₁
5.2
Prinsip Audio
Sinyal input seperti sebelumnya.
5.2.1
Hubungkan oscilloscope ke MP1.
Hubungkan multimeter digital (20 V DC) ke MP2.
Lepas C4, atur P1 hingga tegangan base-emiter 0,6 V (V2)
5.2.2
Pasang C4 dan berikan tegangan
input seperti pada table. Ukur semua tegangan base-emitor pada V2. Berikan
secara singkat tentang hasilnya.
5.2.3
Selain dari tegangan bias base,
hasil setting P1 disini masih terdapat tegangan DC lain. Mengapa hal ini
terjadi? Apa fungsi C4!
5.2.4
Pasang tegangan HF : 1 Vpp,
atur modulasi 30 %. Tunjukkan sinyal pada MP3 dan Mp4 !
a. Atur P1 hingga AF tanpa distorsi !
b. Naikkan P1 hingga AF tak terlihat. Untuk masing-masing keadaan, ukur
tegangan B-E pada V2. Mengapa sinyal AF tidak timbul pada keadaan b !
5.2.5
Bagaimana titik kerja pada
transistor harus diset agar rangkaian dapat bekerja sebagai rangkaian audio !
DATA HASIL PERCOBAAN
5.1.2 MP-1
F= 1 MHz
Volt/div = 3
5.1.2 MP-2
5.1.2 MP-3
5.1.2 MP-4
5.1.3
Fungsi V1 = sebagai
penguat RF
Fungsi V2 =
sebagai penyearah
5.2.2 Ketergantungan
titi k kerja pada tegangan input
Vipp/v
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Vbe/v
|
0.618
|
0.599
|
0.555
|
0.514
|
0.491
|
0.47
|
5.2.3
Pengaruh tegangan
drive adalah mengamplitudokan sinyal analog pada rangkaian ADC
5.2.4
a. AF – tanpa distorsi Vbe: 0.06 V
b.
AF – tak tampak Vbe:
0.014 V
Karena,
nilai tahanannya berubah danV1 berfungsi sebagai resonansi
ANALISA
5.1.2 MP-1
Pada gambar
gelombang yang dihasilkan dari percobaan ini terlihat bentuk gelombang modulasi
AM, dimana dalam gelombang tersebut terdapat index modulasi yang tinggi atau
tidak sama dengan 1. Serta nilai tegangan yang dihasilkan adalah 3 V.
5.1.2 MP-2
Pada gambar
gelombang yang dihasilkan dari percobaan ini terlihat bentuk gelombang pada
titik MP-2 jika dibandingkan dengan bentuk gelombang pada titik MP-1 memiliki
nilai tegangan yang lebih kecil yaitu sebesar 2.5 V dengan index modulasi yang
lebih kecil dibandingkan dengan index modulasi pada gelombang di titik MP-1.
5.1.2 MP-3
Pada hasil
percobaan kali ini dihasilkan bentuk gelombang pada titik MP-3 yang jika
dibandingkan dengan MP-1 dan MP-2 memiliki nilai yang tegangan paling tinggi
yaitu 3.6 V. Serta terdapat nilai index modulasi yang sama dengan 1.
5.1.2 MP-4
Pada gambar
gelombang yang dihasilkan dari percobaan ini terlihat bentuk gelombang yang
berbeda dengan hasil-hasil sebelumnya dimana bentuk gelombang dihasilkan ialah
bukan bentuk gelombang AM namun berbentuk gerigi. Hal ini dikarenakan bentuk
gelombang ini merupakan sinyal audio. Dimana gelombang ini adalah output yang
dihasilkan dari rangkaian yang sudah dirangkai sebelumnya.
5.1.3
Berdasarkan hasil
yang didapatkan dari rangkaian pada percobaan inidapat diketahui bahwa kedua
transistor dalam rangkaian ini memiliki fungsi yang berbeda, dimana transistor
pertama atau V1 berfungsi sebagai penguat RF, sedangkan transistor kedua atau
V2 berfungsi sebagai penyearah.
5.2.1
Setelah menghubungkan osiloskop ke MP-1, melepas C4 dan mengatur P1
terdapat perbedaan perbedaan anatar hasil audio yang dihasilkan oleh speaker
antara MP-1 sampai MP-4. Dimana perbedaan tersebut adalah tingkat volumenya.
Pada saat di titik MP-1 dan MP-2 suara yang dihasilkan semakin tinggi, sehingga
MP-2 menghasilkan audio yang paling tinggi volumenya, karena pada saat titik
MP-3 dan MP-4 audio tidak keluar.
5.2.2
........
5.2.3
Pengaruh tegangan drive adalah mengamplitudokan sinyal analog pada
rangkaian ADC.
5.2.4